Diduga 2 Kakak Beradik Bupati Mitra Dilan Dan Vanda Pengendali Jaringan Mafia Solar di SPBU Milik RK

Minahasa Tenggara. Praktik Mafia BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis Solar Bersubsidi di Kabupaten Minahasa Tenggara kini mencapai titik paling gila, berbau politik dan berbahaya karena para oknum mafia tersebut terang-terangan dan diduga ada kerja sama dengan pihak terkait sehingga para pelaku tidak takut lagi terhadap APH (Aparat Penegak Hukum) dan bergerak bebas memanipulasi pendistribusian BBM bersubsidi.

Apalagi diduga Adik dan Kakak dari Bupati Mitra (Minahasa Tenggara) Ronald Kandoli yaitu DK alias Dilan dan VR alias Vanda yang mengendalikan jaringan Mafia Solar seperti Alfa, Riri dan Wanti sebagai penampung Solar bersubsidi diberbagai lokasi. Alfa di Tababo – Belang yang lokasi penampungannya berdampingan dengan SPBU Tababo, Riri yang mengisap/mentab Solar bersubsidi di SPBU Tambala – Tombariri dan pada Kamis (30/10/2025) malam hari serta Jumat (31/10/2025) pagi hari terdokumentasi video, diduga kendaraan Pick Up warna putih milik Riri bolak-balik mengisi Solar bersubsidi di SPBU Tababo- Belang dan Wanti bertugas mengisap/mentab Solar bersubsidi di SPBU Sonder serta Valen bertugas mengisap/mentab Solar bersubsidi di SPBU Tanggari Minahasa Utara. Semua modus operandi dari jaringan Mafia Solar Vanda dan Dilan hampir sama, beroperasi pada malam hari disaat SPBU dalam keadaan gelap/tidak ada penerangan lampu untuk meminimalisir pandangan mata masyarakat/publik akan perbuatan “Memperkosa Hak Rakyat” yang dilakukan jaringan Mafia Solar tersebut.

Dari penelusuran lapangan dan kesaksian warga di berbagai wilayah Mitra, didapatkan fakta mencengangkan, hampir di setiap SPBU milik RK terlebih SPBU Tababo, Tombatu dan Ratahan kini menjadi “ladang permainan” para mafia BBM subsidi.

Mobil mobil drakula bermuatan tandon, Dump truck dan kijang tua yang sudah dimodivikasi tangkinya menjadi tempat duduk setiap hari datang ke SPBU milik RK untuk mengisi BBM dan sebagian lagi datang membawa jerigen/galon dalam jumlah besar, dan mengisi berkali-kali tanpa hambatan sedikit pun, proses pengisian dilakukan pada malam hari dan siang hari, saat pengawasan longgar.

“Bukan hanya sekali dua kali para mafia mengisi BBM, bisa sampai puluhan kali pengisian untuk orang yang sama. Itu bukan untuk nelayan atau petani, itu murni bisnis ilegal apa lagi memakai barcode mobil lain dan sebagian SPBU menerima semua barcode tanpa mengecek nomor DB/Nomor Kendaraan, akibatnya setiap ada solar di SPBU milik RK, antrian panjang pasti terjadi,” ungkap salah satu warga yang meminta namanya dirahasiakan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa narasumber, para mafia ini membayar sejumlah uang ke pegawai SPBU untuk setiap jerigen/galon yang mereka isi, uang itu menjadi ‘tiket aman’ agar mereka bisa mengisi tanpa hambatan begitu juga dengan mobil yang sudah di modifikasi tangkinya. Bahkan ada yang sampai di pasangi tandon dan BBM tersebut dijual kembali di tambang Ratatotok dengan harga industri.

Tak hanya itu, mafia BBM ini juga diduga rutin “menyetor” kepada oknum APH. Setoran bulanan ini disebut-sebut sebagai jaminan keamanan agar aktivitas mereka tidak tersentuh hukum, dengan perlindungan tak resmi itu, para mafia merasa kebal dari penindakan, bahkan berani menantang warga atau pihak yang mencoba menghalangi. Seperti di SPBU Tababo – Belang yang sangat dekat dengan Polsek Belang, padahal sudah jadi rahasia umum diduga SPBU Tababo-Belang sarangnya Mafia Solar, sehingga muncul dugaan kuat, Kapolsek Belang menerima upeti dari para Mafia Solar.

Dalam hal diminta kepada Paminal Polda Sulut untuk turun langsung lakukan penyelidikan terhadap dugaan yang ditujukan kepada Kapolsek Belang.

Hal tersebut bisa dilihat dalam kasus terbaru yang terjadi di salah satu SPBU milik RK di Mitra. Dilansir disalah satu media yang menuliskan Sriwanty Poli atau Wanty, Dilan Kandoli, Alfa, Riri dan Vanda Rantung para mafia BBM ini juga dikenal dengan julukan “Raja Solar” dan “Ratu Solar”alias Mafia Solar ilegal mengakui kegiatan yang dilakukannya hanya sebatas mencari isi perut, para pelaku usaha BBM ilegal jenis solar subsidi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) juga banyak.

Kondisi ini jelas merupakan bentuk pengkhianatan/kejahatan terhadap kebijakan negara, BBM subsidi dirancang untuk membantu masyarakat miskin, petani, dan nelayan namun dengan maraknya praktik mafia, subsidi negara justru dinikmati oleh para spekulan yang memperkaya diri tanpa memikirkan masyarakat lainnya.

“Kalau Polres Mitra dan Polda Sulut tidak sanggup membongkar serta menangkap terduga jaringan Mafia Solar ini, biar Pusat yang turun. Bongkar semua, jangan tunggu rakyat turun kejalan untuk teriak baru ada reaksi. Karna beberapa bulan lalu di SPBU Tombatu sempat kacau sehingga terjadi perusakan tapi tidak ada pernyataan resmi dari Polres Mitra,” ujar salah seorang warga Desa Tombatu.

Tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *