SULUT – peloporberita.id Fenomena “Pinjam Partai” dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menjadi sorotan publik dan pengamat politik. Steven Malonda, S.IP Pengamat politik Sulawesi Utara, menyatakan bahwa fenomena ini melibatkan calon yang tidak memiliki perolehan suara pribadi tetapi menggunakan suara partai sebagai landasan untuk menarik koalisi politik.
Menurut Malonda, calon-calon yang nihil angka ini memanfaatkan perolehan suara partai untuk maju dalam pemilihan. Mereka berharap dukungan partai dapat menjadi magnet bagi koalisi, meskipun mereka bukan kader partai dan hasil survei mereka tidak pernah diekspos. “Mereka memiliki keinginan besar untuk maju, meski tidak menyumbang suara,” ujarnya.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi tersebut. Data empiris menunjukkan bahwa setiap angka partai dalam Pileg merupakan kombinasi dari suara yang ditujukan kepada figur calon, suara partai, dan dukungan kader partai kepada calon. Dengan demikian, keberhasilan strategi “pinjam partai” sangat bergantung pada kemampuan calon untuk menarik dukungan tambahan.
Steven menambahkan bahwa dukungan kader partai sangat krusial. Jika kader partai tidak mendukung penuh calon yang meminjam partai, maka strategi ini bisa gagal. Dukungan dari kader partai biasanya diberikan kepada calon yang memiliki kesamaan visi dan kedekatan dengan partai.
Selain itu, ketokohan figur calon seharusnya membantu meningkatkan perolehan suara partai yang dipinjam. Namun, dalam banyak kasus, ini tidak selalu berjalan linear dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Secara keseluruhan, fenomena “pinjam partai” menunjukkan dinamika politik yang fleksibel dan adaptif di Indonesia. Partai dan calon saling memanfaatkan untuk mencapai tujuan politik masing-masing. Meski sah secara hukum, keberhasilan strategi ini masih menjadi tanda tanya besar dalam konteks politik saat ini.
“Fenomena ini menggambarkan bagaimana figur politik bisa numpang dan menggunakan partai untuk kepentingan pribadi mereka. Ini sah-sah saja, tetapi efektivitasnya masih perlu diuji,” tutup Malonda.
(Chres)