Mitra, PELOPORBERITA.ID – Praktik janggal kembali tercium di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Sebuah mobil yang seharusnya mengisi bahan bakar jenis Pertalite, justru kedapatan mengisi Solar di SPBU Tombatu. Kejadian ini memantik kecurigaan publik: ada apa di balik distribusi BBM bersubsidi di Mitra?
Aktivis, Jeffrey Sorongan, langsung angkat suara.
Ia menilai peristiwa tersebut bukan sekadar kelalaian, melainkan bagian dari skenario mafia solar yang bermain di tingkat SPBU.
“Ini jelas bukan hal biasa. Masa mobil yang seharusnya mengisi Pertalite tiba-tiba diisi Solar?
Aneh dan sangat mencurigakan. Saya menduga kuat ada permainan mafia solar di balik kasus ini,” tegas Sorongan.
Ia menduga bahwa modus seperti ini sudah menjadi pola lama dalam praktik penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi.
Dengan dalih teknis, mafia bisa mengalihkan BBM jenis tertentu ke pihak-pihak tertentu demi keuntungan pribadi, sementara masyarakat kecil dibiarkan menderita akibat kelangkaan dan permainan harga.
Sorongan menantang aparat kepolisian, khususnya Polres Minahasa Tenggara, untuk tidak tinggal diam.
“Polres Mitra jangan hanya jadi penonton. Ini harus diusut sampai ke akar-akarnya. Jika dibiarkan, mafia solar akan terus merajalela dan rakyat kecil selalu jadi korban,” tambahnya.
Kasus dugaan mafia BBM bersubsidi bukan barang baru di Sulawesi Utara.
Manipulasi jenis BBM, permainan kuota, hingga distribusi gelap kerap mencuat ke permukaan, namun jarang berujung pada penindakan serius.
Sorongan menegaskan, kehadiran aparat hukum sangat menentukan untuk membongkar jaringan kotor ini.
Tanpa langkah tegas, dugaan praktik mafia solar hanya akan menjadi cerita berulang yang merugikan negara sekaligus menyengsarakan rakyat.
Ia mendesak operasi lapangan segera dilakukan di SPBU-SPBU rawan, termasuk di Tombatu, agar praktik culas distribusi BBM bersubsidi bisa benar-benar terungkap. RED
