Sulawesi Utara – Dugaan praktik mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) kembali menyeruak. Investigasi mengungkap keterlibatan aktor-aktor kuat: oknum aparat, pelaku bisnis lokal, hingga sopir pengangkut dengan mobil modifikasi berkapasitas ribuan liter.
Nama seorang anggota Sabhara berinisial A.W. mencuat sebagai “pengendali lapangan”. Ia disebut-sebut menjadi kunci kelancaran distribusi solar bersubsidi yang berbelok arah dari SPBU menuju tambang ilegal di Ratatotok. Sumber menyebut, pergerakan BBM di lapangan tak lepas dari pengawasan dan restu A.W.
Di balik operasi ini, muncul figur seorang perempuan bernama Riri, yang dijuluki masyarakat sebagai “Ratu Solar”. Ia diduga mengatur pasokan solar dari tiga SPBU strategis di Mitra. Ketiga SPBU ini dikabarkan terkait dengan figur berpengaruh di daerah, bahkan disebut berhubungan langsung dengan orang nomor satu di Mitra. Peran Wanti semakin disorot karena pengisian BBM dalam jumlah besar dari SPBU kerap dibiarkan tanpa pengawasan.
Operasi ilegal ini digerakkan armada mobil Carry Tayo hitam milik sopir bernama Valen. Mobil tersebut telah dimodifikasi dengan tangki rakitan berkapasitas hingga 2.700 liter, memungkinkan pengangkutan solar bersubsidi dalam jumlah masif. Dari SPBU, solar kemudian didistribusikan ke lokasi-lokasi tambang ilegal dengan pola yang terstruktur.
Praktik ini bukan sekadar pelanggaran kecil. Negara dirugikan, masyarakat kehilangan hak atas BBM subsidi, sementara keuntungan mengalir ke segelintir pihak yang berlindung di balik kekuasaan dan seragam. Mafia BBM di Mitra telah menciptakan ekosistem gelap yang merusak tatanan distribusi energi nasional.
Hingga kini, belum ada sikap resmi dari kepolisian maupun pemerintah daerah. Publik menunggu: apakah aparat penegak hukum berani membongkar jaringan ini, atau justru membiarkannya tumbuh subur? Desakan agar Kepolisian dan Kementerian ESDM turun tangan semakin menguat.
Jika praktik ini dibiarkan, Minahasa Tenggara bukan hanya menjadi sarang tambang ilegal, tetapi juga simbol nyata lemahnya negara dalam memberantas mafia energi.
Red