Pengamat: CEP, Pilar Kekuatan yang Masih Relevan di Golkar Sulut

Blog17 Dilihat

SULUT, PELOPORBERITA.ID — Di tengah riuh wacana regenerasi kepemimpinan di tubuh Partai Golkar Sulawesi Utara (Sulut), pengamat politik Jeffrey Sorongan menilai bahwa Christiany Eugenia Paruntu (CEP) masih merupakan figur yang terlalu kuat untuk digeser dari kursi Ketua DPD I Partai Golkar Sulut.

Dalam analisisnya, Jeffrey menegaskan bahwa berbagai opini yang saat ini beredar di media, yang cenderung mengunggulkan salah satu nama sebagai calon kuat pengganti CEP, terkesan prematur dan belum didasarkan pada peta kekuatan riil partai maupun dinamika elektoral di lapangan.

“Opini-opini yang dibangun saat ini terlalu terburu-buru. 

Kita tidak bisa menutup mata bahwa CEP masih menjadi figur sentral yang dicintai kader-kader Golkar. 

Ia memiliki legitimasi yang kuat, baik secara struktural maupun kultural di dalam partai,” ujar Jeffrey. 28/7

Lebih jauh, pengamat politik itu menyebut bahwa CEP bukan hanya dikenal karena latar belakangnya sebagai mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode dan anggota DPR RI, tetapi juga karena kiprah dan konsistensinya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Sulut, bahkan saat ia tidak lagi menjabat dalam posisi eksekutif.

“CEP adalah tokoh yang memiliki komitmen kepada masyarakat, terlebih dalam isu-isu pemberdayaan perempuan dan pelayanan sosial. 

Popularitasnya bukan hanya karena jabatan, melainkan karena kepeduliannya yang nyata. 

Ini yang membuatnya tetap relevan dan dibutuhkan,” tegasnya.

Menurutnya, dinamika internal partai harus tetap dijaga dalam koridor demokrasi yang sehat, namun pergantian kepemimpinan bukan hanya soal momentum politik, melainkan juga soal kapasitas, rekam jejak, dan konektivitas seorang tokoh dengan basis massa partai.

“Salah satu nama yang disebut itu adalah kader potensial, namun proses kaderisasi tidak bisa dipaksakan dengan narasi media semata. 

Golkar adalah partai besar yang menghargai proses, bukan sekedar sensasi,” tambah pengamat politik tersebut.

Ia pun mengingatkan bahwa menjelang Musda (Musyawarah Daerah) Partai Golkar Sulut mendatang, semua pihak di internal partai sebaiknya lebih mengedepankan konsolidasi dan rasionalitas politik ketimbang membangun narasi prematur yang bisa memperkeruh suasana.

“Partai berlambang pohon beringin ini butuh stabilitas menjelang Pemilu 2029. 

Figur seperti CEP yang sudah terbukti loyal dan memiliki jaringan nasional, masih sangat diperlukan,” pungkasnya.

Pengamat politik tersebut menutup pandangannya dengan menyuarakan agar seluruh kader Golkar di Sulut kembali fokus pada kerja-kerja elektoral dan pelayanan masyarakat, agar tidak tersesat dalam manuver internal yang bisa mengganggu soliditas partai. RED

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *