BOLMONG, PELOPORBERITA.ID – Melihat namanya viral dibeberapa media, Sangadi Desa Mondatong Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaangmongondow Stenly Iskandar Mokoginta datangi Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) dan Polres Bolmong, (Selasa/01/10/2024).
Tanpa diminta datang oleh Dinas PPA, Sangadi Mondatong datang memberikan klarifikasi dikarenakan pada bulan September Istri dari Sangadi Ibu Rusmini melaporkan dirinya telah melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yaitu dengan tidak memberikan nafkah selama 2 Tahun kepada Istri dan anak-anaknya dan melakukan perselingkuhan dengan Sekretarisnya seperti yang telah viral di beberapa Media Lokal Bolaangmongondow.
Dengan penuh keyakinan karena tidak sama sekali telah melakukan apa yang telah dituduhkan, sekira Pukul 11.30 Wita Sangadi memberikan klarifikasi yang sebenarnya lewat BAP (Berita Acara Perkara) yang langsung ditulis oleh Pegawai Dinas PPA Ibu.
Dalam klarifikasiinya, Sangadi menjelaskan bahwa tidak benar apa yang dituduhkan kepadanya.
” Saya punya usaha di Kotamobagu dan diolah oleh teman Saya dengan sistim bagi 2 (dua) dan bagian Saya diberikan kepada Istri Saya yang tinggal di Kotamobagu dan juga Saya masih mentransfer uang kepada anak dan Istri Saya lewat rekening teman Saya setiap bulan dan juga terkadang sebulan bisa lebih dari sekali Saya transfer uang kepada Mereka berdua. Anak Saya yang Lelaki tinggal bersama Saya di Desa Mondatong Krn masih bersekolah di MTS dan apa bila benar Saya tidak menafkahi Istri dan Anak Saya yang perempuan di Kotamobagu, lalu makan dan keperluan sehari-hari Mereka siapa yang menanggungnya selama 2 Tahun? Sedangkan setahu Saya Istri Saya tidak ada pekerjaan!” Ucap Sangadi.
” Awal kejadian Istri Saya yang turun dari rumah tanpa seijin Saya dan pada saat itu Saya berada dikebun. Sudah beberapa kali saya berusaha menjemputnya agar pulang dirumah Desa Mondatong, tetapi herannya Istri Saya bersikukuh ingin tinggal di Kotamobagu. Otomatis Saya tidak bisa meninggalkan tugas dan tanggungjawab Saya sebagai Sangadi di Desa Mondatong,”.
” Lalu apabila Saya menuntut Istri Saya tidak melakukan kewajibannya sebagai seorang Istri yang baik yaitu melayani Suami dirumah, nah itu bagaimana?! Janganlah hanya menuntut kewajiban Saya sebagai Suami, tapi Istri harus tau diri juga akan kewajibannya. Aslinya Saya masih memberikan nafkah kepada Anak-anak dan Istri Saya. Sudah banyak barang-barang dirumah Kotamobagu sudah dijual Istri Saya tanpa sepengetahuan Saya. Saya bingung, ada apa dengan semua ini? Apakah ada yang telah mencuci otak Istri Saya?,”.
“Belum lagi dengan mengatakan Saya telah berselingkuh dengan Sekertaris Desa. Kan logikanya Dia Pegawai Saya di Kantor Desa, kan otomatis akan bertemu dengan Saya di Kantor setiap harinya. Kalau Saya tidak bekerja, lalu apa lagi yang akan dikatakan oleh Warga Saya?,” jelas Sangadi Mondatong dengan nada santai.
Pegawai Dinas PPA yang membuat BAP atas klarifikasi dari Sangadi Mondatong mengatakan kepada Media.
” Langkah selanjutnya tugas Kami dari Dinas PPA akan lakukan Mediasi dengan cara mempertemukan Istri Sangadi dengan Sangadi. Itu adalah tugas Kami!,”ucap Pegawai PPA.
Dan juga selain mendatangi Kantor Dinas PPA, Sangadi mencek di Polres Bolaangmongondow akan Laporan atas dirinya yang pelapor Istrinya sendiri yaitu Rusmini.
” Saya mendengar bahwa Saya telah dilaporkan di Polres Bolmong oleh Istri Saya sendiri, dengan tuduhan berselingkuh dan KDRT. Tanpa surat panggilan dari Polres Bolaangmongondow, Saya datang dan bertanya langsung kepada penyidiknya. Penyidiknya sendiri kaget karena tanpa surat panggilan Saya sudah datang. Kata Penyidiknya Saya sangat kooperatif datang langsung dan bertanya akan laporan tersebut. Akan tetapi Penyidik mengatakan bahwa masih tahap proses pemeriksaan para saksi,” ujar Pria kalem tersebut.
Diakhir wawancara Sangadi mengatakan kepada Media, bahwa dirinya merasa terzolimi alias tidak melakukan apa yang telah disangkakan kepadanya. Dan semua bukti transfer dan chattingan via WhatsApp dengan anak perempuannya masih ada buktinya.
” Saya tetap aktif berkomunikasi dengan anak Perempuan Saya Zahra dan Saya sangat ingin Dia menjadi Polwan (Polisi Wanita), sampai Saya berusaha membawah anak-anak Saya memeriksa gigi mereka untuk kepentingan masa depan mereka dan Zahra sendiri pernah saya ikutkan di kegiatan Bhayangkara dengan tujuan agar Dia tidak akan kaget apabila mengikuti pendidikan pelatihan Polwan. Tapi ya semua Saya telah berusaha dengan baik demi keluarga Saya, akan tetapi Istri Saya tidak mendukung keinginan Saya yaitu membuat anak-anak dan seisi rumah menjadi bahagia,” ungkapan hati seorang Sangadi.
NINA