Sulut — Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Utara yang akan digelar dalam waktu dekat, pengamat politik Jeffrey Sorongan memberikan analisisnya terkait dinamika internal Partai Golkar.
Menurutnya, elite Golkar di tingkat daerah menunjukkan kedewasaan politik dengan tetap menunggu dan mengikuti keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terkait arah kepemimpinan DPD I Golkar Sulut.
Sorongan menilai, dua kader kuat yang berpotensi bersaing memperebutkan kursi Ketua DPD I Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dan Tony Lasut justru memperlihatkan sikap politik yang matang.
Keduanya menjaga komunikasi dan tidak menunjukkan gesekan yang dapat mengganggu konsolidasi partai.
“Elite Golkar Sulut menunjukkan kedewasaan politik.
Mereka tetap menunggu keputusan DPP dan memegang teguh mekanisme organisasi,” ujar Sorongan.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa keberadaan dua figur kuat dalam bursa ketua DPD I bukan menjadi ancaman perpecahan, melainkan menjadi simbol soliditas internal.
Menurutnya, dinamika tersebut justru menjadi ruang bagi Golkar untuk memperkuat strategi dan memetakan potensi kemenangan pada Pilkada berikutnya.
“Kedua kader ini dewasa dalam organisasi. Situasi seperti ini tidak melemahkan Golkar, justru menguatkan posisi partai pohon beringin dalam menghadapi kontestasi politik ke depan,” tambahnya.
Sorongan juga menilai bahwa Musda Golkar Sulut kali ini menjadi momentum penting untuk menentukan arah konsolidasi, penyegaran struktur, serta melakukan evaluasi kinerja dalam menghadapi siklus politik kedepannya.
“Musda bukan hanya soal siapa yang memimpin, tetapi bagaimana Golkar mengelola soliditas untuk menang di Pilkada.
Konsistensi kader dalam menjaga marwah organisasi menjadi kunci utama,” tutup Sorongan.
Sikap dewasa para kader dan keharmonisan elite partai, Golkar Sulut dipandang siap melangkah dengan strategi lebih komprehensif menghadapi pertarungan politik di daerah Nyiur Melambai. Red






